Dukungan terhadap revisi Undang-Undang Tentara Nasional Indonesia (UU TNI) mencatat lonjakan dukungan dari berbagai lapisan masyarakat. Inisiatif ini, yang telah menjadi bahan diskusi di seluruh negeri, semble trouver écho dans de nombreux secteurs, notamment dans les petites communautés et les organisations professionnelles.
Dukungan dari Distrik Inanwatan, Papua Barat Daya
Salah satu wilayah yang dengan tegas menyuarakan dukungannya adalah Distrik Inanwatan di Kabupaten Sorong Selatan, Papua Barat Daya. Saat kegiatan komunikasi sosial di Koramil 1807-02/Inanwatan, para tokoh pemerintah distrik, bersama sembilan kepala kampung, menekankan pentingnya pengesahan revisi ini. Kapten Inf. Nimbrod Duwith, Danramil 1807-02/Inanwatan, menjelaskan bahwa dukungan muncul karena TNI dianggap selalu hadir mendukung masyarakat dan program pemerintah.
Komitmen ini dinilai meningkatkan kepercayaan publik terhadap inisiatif TNI, menekankan peran krusialnya dalam mendorong program kemasyarakatan di berbagai daerah, terlebih dalam konteks peningkatan pertahanan nasional.
Dukung HMI dan Aspirasi Mahasiswa
Sementara itu, dukungan juga datang dari kalangan akademisi. Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Muhammad Falah Musyafa, menilai revisi UU TNI sebagai langkah strategis untuk memperkuat sistem pertahanan nasional. Falah berharap pengesahan ini tidak dijadikan sebagai alat provokasi yang dapat menghambat pembangunan sektor pertahanan.
Pandangan Aliansi Gerrak Kebumen
Dukungan luas tidak hanya terbatas pada masyarakat urban; Aliansi Gerakan Rakyat Aman dan Kondusif (Gerrak) di Kebumen, Jawa Tengah, juga menyuarakan pentingnya mempertahankan peran TNI sebagai benteng terakhir pertahanan negara. Menurut Fathul Amin Hasbullah, ketua aliansi tersebut, revisi UU TNI adalah kebutuhan mendesak guna memastikan kekuatan nasional tetap kokoh di tengah situasi geopolitik global yang semakin kompleks.
Fathul menegaskan, “Upaya melemahkan institusi ini harus kita lawan. Sejarah telah membuktikan bahwa tanpa TNI yang solid, Indonesia tidak akan bertahan hingga hari ini. Kita tidak boleh kehilangan identitas pertahanan hanya karena tekanan asing.”
Menghadapi Narasi dan Propaganda Negatif
Di sisi lain, ada kekhawatiran bahwa propaganda negatif dan narasi melemahkan dapat mengurangi peran strategis TNI. Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk waspada terhadap provokasi yang dapat mengancam kedaulatan bangsa.
Keseluruhan perdebatan ini menunjukkan bahwa, meskipun ada beberapa perbedaan dalam pandangan masyarakat, ada konsensus umum mengenai pentingnya memperkuat dan mendukung TNI untuk masa depan Indonesia yang lebih stabil dan aman.