Sedekah Lebih dari Materi: Ungkapan Eks Sekjen PBNU Mengguncang!

Peran sedekah dalam kehidupan sehari-hari tidak boleh direduksi hanya pada aspek materi. Seperti diungkapkan oleh mantan Sekretaris Jenderal PBNU, Helmy Faishal Zaini, sedekah mencakup lebih dari sekedar memberikan harta benda; itu melibatkan kekuatan dan kepedulian sosial. Pernyataan ini disampaikan dalam rapat pleno JATMA Aswaja di Pekalongan, menekankan pentingnya organisasi thariqah dalam menciptakan manfaat bagi umat melalui aspek spiritual, sosial, dan ekonomi.

Peran Sentral Thariqah

Organisasi thariqah memainkan peran integral dalam mentransformasikan kehidupan berorganisasi menjadi lebih bermanfaat dengan mengedepankan tiga pilar utama: sedekah, gelaran kebaikan, dan pembangunan masyarakat yang damai. Helmy Faishal, yang juga menjabat sebagai Sekjen JATMA Aswaja, menekankan bahwa pengalaman spiritual dan pemahaman batin dari pengamal thariqah mengajarkan bahwa kehidupan tidak dijalani sendirian, melainkan harus dengan semangat kasih sayang kepada sesama.

Dalam pidatonya, Helmy mengungkapkan bahwa sedekah adalah wujud kontribusi kekuatan dan kepedulian sosial. “Yang kaya membantu yang miskin, yang kuat membantu yang lemah,” ungkapnya. Tema besar yang dikedepankan dalam rapat pleno kali ini adalah ‘Mengokohkan Cinta Tanah Air dan Memperkuat Ekonomi Keumatan’, sebagai prioritas utama di samping penguatan di sektor pendidikan, kesehatan, dan peningkatan kualitas sumber daya manusia.

Mengokohkan Masyarakat dan Ekonomi Keumatan

JATMA Aswaja berkomitmen meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pelatihan, penyediaan akses pemodalan, serta pembangunan kemitraan strategis. Organisasi ini sangat terbuka untuk berkolaborasi dengan berbagai pihak, baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat sipil, untuk membangun ekonomi umat yang mandiri dan berkelanjutan.

Helmy menegaskan pentingnya kolaborasi strategis dengan semua pemangku kepentingan demi penguatan ekonomi keumatan. Ini merupakan bagian dari komitmen thariqah yang bersumber dari nilai-nilai spiritual beraplikasi dalam kehidupan sosial. “Jalan sunyi thariqah harus melahirkan kemaslahatan bagi umat,” tekannya, mengisyaratkan harapan besar agar thariqah mampu menjadi penggerak perubahan positif di tengah masyarakat.

Dengan pendekatan spiritualitas yang membumi, diharapkan inisiatif ini bisa memberikan manfaat nyata tidak hanya bagi umat tetapi juga bagi bangsa. Helmy percaya bahwa melalui sinergi dan upaya kolektif, penguatan ekonomi keumatan dapat terwujud, menciptakan stabilitas dan kesejahteraan yang lebih luas.

Peran thariqah, sebagaimana dipaparkan Helmy, tidak hanya terbatas pada pengembangan spiritual individu tetapi juga sebagai motor penggerak untuk perubahan sosial yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Membentuk karakter yang kuat dengan nilai-nilai kepedulian sosial, sedekah dalam bentuk apapun menjadi kekuatan bagi kemajuan bersama.